Jumat, 01 Maret 2013

Hujan



Hujan. Kalo ngeliat di KBBI, hujan berarti titik-titik air yang jatuh dari udara akibat proses pendinginan. Sebenernya gak cuman yang jatuh dari udara sih, kadang yang jatuh dari bibir seseorang juga bisa dikatakan hujan. Hujan lokal. Hujan lokal itu kalo di daerah Jakarta, tapi kalo di jogja dan sekitarnya jadi Hujan kamukal. Yeah. Oke. Skip deh.

Kita lewatin masalah pengertian, sekarang kita bahas masalah kesetiaan. Eh jangan, bisa menerima apa adanya dulu mungkin ya. Ini apa sih, skip lagi lah.

Jadi, setelah melakukan survey tentang hujan beberapa waktu lalu, akhirnya dapat disimpulkan bahwa, hujan itu relatif. Relatif disukai dan tidak disukai, karena berbagai alasan. Kayaknya itu bukan kesimpulan ya, tapi emang nggak bisa disimpulin sih. Karena hujan itu bukan tali, gak bisa disimpulin…

Kalo dari pandangan saya, hujan itu… salah satu bentuk ke-keren-an Allah. Hujan, yang kita tau, dia itu sangat berguna bagi kehidupan, bukan cuman manusia tapi semua makhluk. Tumbuhan bisa berfotosintesis ria, hewan bisa minum-minum, manusia bisa mandi-mandi, nyuci pakean, petani seneng, ojekers payung seneng, PLTA seneng waduknya penuh lagi,  pokoknya banyaaaak deh. Tapi di laen hal, ada beberapa hal negatif yang juga mungkin terjadi akibat hujan, semisal banjir, sungai meluap, jalanan licin dan menggenang, semen tukang bangunan basah, jemuran jadi nggak kering, yang lagi naik gunung kesulitan, yang gak bawa mantol kepayahan, yang punya janji bahkan bisa saja membatalkan, yang menguber janjinya pun bisa saja terkena kecelakaan, daaaaaan sebagainya.

Trus apanya yang keren?

Yes. Allah itu keren. Tahu benar Ia kapan seharusnya hujan ia turunkan. Hujan itu berlangsung di sebuah area lokasi, di waktu yang bersamaan, di tiap sudut areai itu. Semuanya, semuanya merasakan. Nggak ada cerita 1 rumah gak kena hujan sendirian. Nggak ada cerita ada tumbuhan yang gak kena siram hujan. Gak ada cerita kucing gak ngerasain hujan. Semua, semuaaaa makhluk hidup ngerasain. Dan di waktu yang bersamaan itu pula, hujan turun dengan sangat adil untuk semua perkara makhluk hidup. Saya ulangi, adil untuk semua perkara makhluk hidup! Ada tumbuhan yang seneng karena bisa berfotosintesis, ada tumbuhan juga yang sedih karena ia justru tenggelam akibat air hujan. Ada hewan yang seneng sampe lompat-lompat kegirangan, tapi ada juga hewan jadi buru-buru masuk sarang. Nah manusia ini yang kompleks (karena kita tahu mungkin).

Di waktu yang bersamaan itu, ada yang tidurnya nambah nyenyak, ada yang jadi basah kuyup akhirnya sakit, ada yang jadi gak bisa ketemu dosen, ada yang bisa mengingat memori-memori kenangan tertentu, ada yang motornya jadi mogok akhirnya gak bisa ketemuan sama sahabat lamanya, ada yang harus menunggu di emperan toko sebegitu lama tapi justru menemukan sosok yang ia cari selama ini disana, ada yang jadi telat sampai di tempat tes kerjaan yang berujung pada tidak diterimanya dia di perusahaan itu, ada yang hampir di puncak gunung jadi mengurungkan niatnya untuk summit attack, ada yang senang karena menjadi alasanya untuk tidak berangkat kuliah, ada yang tergagalkan rencana bertemu dengan seseorang untuk terakhir kalinya, daaaaaaan semua bentuk perkara manusia yang ada.

Yes. Semua itu sudah takdir mungkin. Dan semua itu adil. Itu pasti. Tapi bagaimana bisa Ia lakukan itu semua, tepat di waktu yang bersamaan?? How come?? Itu-lah bentuk ke-keren-an Yang Maha Besar, Sang Maha Adil, Allah SWT.

Jadii, semisal nanti hujan, jangan mengumpat, jangan menyalahkan ya. Karena semua itu sudah Ia atur dengan keren-nya, karena semua itu pasti adil pada akhirnya. Percaya saja, hehe.

Dan kalo saya nih, kalo dibolehin milih, terlepas dari semua perkara makhluk hidup, tanpa memikirkan segala hal yang mempengaruhi dan menguntungkan mereka, saya memilih… tidak hujan. Cukup mendung-mendung, yang tidak panas, juga tidak terlalu dingin. Syurga sekali ituu, hehe.


“Lha trus alasanya apa dim?” | Ohiya, karena saya mountaineering aja deh, kasihan kalo kehujanan jadi kedinginan kan jadi bisa kena hipotermia, hehehe.

Tidak ada komentar:

 
Design by Muhammad Dimas Rahman Affandi | Bloggerized by campredodellaconcetta - samid namhar - @midsamid | Lampung-Jogjakarta-Indonesia