Alhamdulillah
dalam dua hari ini setiap pagi turun hujan. Hujan dengan intensitas sedang,
dalam durasi yang cukup panjang. Yang kerennya, hujan perlahan mereda ketika
mulai memasuki jam-jam pergi ke kantor. Semoga aja pagi ini hujannya gak
ngambek karena diceritain.
Bicara soal
hujan, ada lagi satu hal yang keren. Jadi ketika baca artinya tadi subuh,
ternyata salah-satu-proses terbentuknya kehidupan di bumi ini sudah dijelaskan
sejak-dahulu-kala di dalam Al-Qur’an. Disebutkan di dalamnya:
“Dan Allah
menurunkan air (hujan) dari langit dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi yang
tadinya sudah mati”
Apa yang
dijelaskan di sana, sama persis dengan apa yang saya ketahui sebelumnya melalui
buku ilmu pengetahuan (jadul) dan salah satu program televisi. Kedua informasi
tersebut lahir setelah diadakan bermacam-macam penelitian oleh bermacam-macam
peneliti, sedangkan Al-Qur’an? Jauh sebelum (bahkan) kata “penelitian” itu
sendiri ditemukan. Keren.
Medan, atau
bahkan Sumatera bagian utara, atau lebih luas lagi bahkan Indonesia, saat ini
benar-benar sedang membutuhkan hujan. Turunnya hujan sangat diharapkan agar
kabut asap yang telah (tidak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata), dapat
terjernihkan dengan air hujan dan kebakaran-kebakaran hutan yang masih sedang
terjadi tidak meluas. Bencana kabut asap ini merupakan bencana yang benar-benar
menjadi ujian bagi pemerintah, khsusnya Bapak Presiden yang baru (setahun).
Serangannya tidak hanya di satu kampung, satu daerah, atau bahkan satu
provinsi, tapi sudah di beberapa pulau dengan berjuta populasi di dalamnya.
Ironisnya, pelaku utama hanya segelintir orang saja, tapi efeknya begitu luar
biasa. Kecewa sebenarnya ketika masalah yang begitu massive seperti ini tidak menjadi perhatian utama. Menurut saya,
tak seharusnya beliau mengadakan kunjungan (walaupun saya tahu sudah
dijadwalkan sejak lama dan sulit untuk dibatalkan) ketika bencana kabut asap
ini masih terjadi. Benahi dengan bergotong-royong dan berbagai cara, tangkap
pelakunya, dan berikan hukuman mati!
Cukup ekstrem memang, tapi lihat akibatnya. Pembunuhan massal secara
tidak langsung, meruntuhkan kegiatan perekonomian secara perlahan dan merusak
citra Negara. Terlebih beberapa pelaku yang sudah tertangkap adalah Warga
Negara Asing yang sudah pasti tidak peduli atau “mampus situ” dengan efek yang
diberikan. Memang sebenarnya sudah ada peraturan hukum akan sanksi bagi pelaku,
tapi hukuman mati itu pantas!
28 Oktober 2015
pada saat jam biologis mulai kembali normal
Tidak ada komentar: